ads ads ads ads

Minggu, 05 Desember 2010

GEISHA


Kadang orang menyebut cewe berdandan aneh atau harajuku girl dengan new geisha, padahal keduanya jelas berbeda. Harajuku girls sebenarnya hanyalah cewe2 yang doyan berdandan aneh yang hang out di kawasan pusat perbelanjaan Harajuku. Sedang istilah geisha mengacu pada seniman penghibur jepang.
Lalu seperti apa sebenarnya geisha itu?


Geisha dalam bahasa Jepang adalah seniman-penghibur tradisional Jepang. Kata geiko digunakan di Kyoto untuk mengacu kepada individu tersebut. Geisha sangat umum pada abad ke-18 dan abad ke-19, dan masih ada sampai sekarang ini, walaupun jumlahnya tidak banyak.

"Geisha," yang dilafalkan dalam bahasa Inggris:/ˈgeɪ ʃa/ ("gei-" - "may"). Di Kansai, istilah "geiko" (芸妓) dan geisha pemula "maiko" (舞妓) yang digunakan sejak Restorasi Meiji. Istilah "maiko" hanya digunakan di distrik Kyoto.

Pengucapan ˈgi ʃa ("gei-" - "key") atau "gadis geisha" umum digunakan pada masa pendudukan Amerika Serikat di Jepang, mengandung konotasi prostitusi. Di Republik Rakyat Cina, kata yang digunakan adalah "yi ji," yang pengucapannya mirip dengan "ji" dalam bahasa Mandarin yang berarti prostitusi.

Geisha belajar banyak bentuk seni dalam hidup mereka, tidak hanya untuk menghibur pelanggan tetapi juga untuk kehidupan mereka. Rumah-rumah geisha ("Okiya") membawa gadis-gadis yang kebanyakan berasal dari keluarga miskin dan kemudian melatih mereka. Semasa kanak-kanak, geisha seringkali bekerja sebagai pembantu, kemudian sebagai geisha pemula (maiko) selama masa pelatihan.

Meskipun hanya dalam komunitas kecil, namun geisha sampai sekarang masih ada, khususnya dai kawasan kyoto. Berbeda dengan penghibur yang berdandan menor, make up para geisha justru putih pucat dengan secuil aksen merah. Satu hal lagi, geisha dilarang menikah. Meski kenyataannya banyak dari mereka juga menjadi simpanan pejabat. Tapi resminya, selama masih jadi geisha ia tidak menikah, artinya tidak memiliki anak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar