ads ads ads ads

Senin, 27 Desember 2010

Permainan Suit Jepang


Mungkin udah ada yang pada tau, di Indonesia terkenal dengan yang namanya “Hompimpah”. Suatu permainan kalah dan menang dengan mengadu jari atau telapak tangan yang beranggotakan dua orang atau lebih.

Di Jepang, permainan ini sama saja, tetap menggunakan jari dan tangan, namun namanya dan bentuk permainannya berbeda.
Namanya, “Jankenpon” atau "Janken", disaat bersamaan dua orang anak akan menurunkan tangannya, bila kata jankenpon itu disebutkan.

Ada “guu” (batu), bila jari tangan dikepalkan membentuk tinju.

“Paa” (kertas), telapak tangan dibentangkan memperlihatkan ke lima jari.

Dan “choki” (gunting), cukup dua jari membentuk huruf “V”,

batu akan kalah lawan kertas, karena kertas itu bisa menutupi batu.
kertas akan kalah dengan gunting, karena kertas bisa dipotong oleh gunting.
gunting akan kalah lawan batu, karena batu sangat keras dan membuat gunting akan tumpul.

permainan ini sangat menarik karena terdapat 3 macam bentuk permainan jari atau telapak tangan. berbeda dengan bentuk permainan punya kita, yang hanya telapak tangan di bolak-balik saja. itu untuk hompimpah saja saya kira, yang berbeda dengan “suit” ( permainan jari jempol,telunjuk dan kelingking).

permainan ini sering dimainkan oleh orang jepang apabila mereka adu kalah atau menang pada sebuah permainan. saya dulunya bingung ketika mereka mengajak saya adu Jankenpon. karena belum terbiasa, jadi kecepatan saya menurunkan tangan dapat terbaca oleh mereka, sehingga sering kalah. padahal permainan ini tidak begitu sulit, sama seperti hompimpah biasa, namun belum terbiasa saja dalam memainkannya.

Sebenarnya permainan ini berasal dari Cina pada masa dinasti Han, nama sebenarnya dari permainan ini pada periode dinasti Ming menurut buku milik Xie Zhaozhe (谢肇淛) berjudul ‘’Wuzazu (五杂组)‘’ adalah (手势令) Shǒushì lìng. Dalam buku, Li rihua(李日华) yang berjudul "Note of Liuyanzhai (六砚斋笔记)" menyebutkan bahwa permainan ini disebut dengan nama shoushiling(手势令), atau huozhitou(豁指头), atau huoquan(豁拳). Pada abad ke-18 permainan ini populer di Jepang. Orang-orang Jepang menyebut permainan ini dengan nama Jan-Ken-Pon pada pertengahan abad ke-19. Baru pada abad 20 permainan ini disebut "Batu Gunting Kertas" dan di mainkan oleh seluruh anak-anak di dunia. Jan-ken-pon (じゃんけんぽん), atau biasa disebut "janken" (じゃんけん), pernah di translasikan ke bahasa lain dengan sebutan jack-en-poy (tagalog), janken-po, etc., biasanya juga disebut batu ken (石拳, ishiken), dan pada akhirnya disebut sebagai rock-paper-scissors atau paper-scissors-stone dalam bahasa Inggris. Sebenarnya asal nama permainan ini tidak diketahui. ken (拳, ken) dalam bahasa Jepang berarti "Tinju/atau genggaman tangan" dan Jan-ken-po dikategorikan sebagai "permainan ken (tinju)" (拳遊び, ken asobi). Janken dipercaya mengarah pada 2 permainan ken yang lebih dulu/lama, sū ken (数拳, permainan bersaing dengan jari) dan san sukumi ken (三すくみ拳, san sukumi berarti pembekuan aspek ular, katak, dan siput dengan rasa takut). San sukumi ken sudah ada di Jepang sejak zaman kuno, dan sū ken di import dari Cina pada akhir abad ke-17; sebutan untuk sū ken di Cina adalah shǒushìlìng (手勢令). Permainan Ken mulai bertambah populer di pertengahan abad ke-19.

saya kira kalau anda semua mau memainkannya, boleh juga di terapkan ke teman atau saudara kalian. asyik kok, sebuah permainan dari negeri asal sakura tanpa biaya dan teknologi yang canggih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar