ads ads ads ads

Sabtu, 25 Desember 2010

Tradisi Tahun Baru di Jepang Part 1

Menjelang pergantian tahun, pada umumnya Jepang mulai disibukan dengan berbagai macam acara. Tahun baru Jepang dapat dibaratkan dengan ‘hari raya’ tahunan. Beberapa agenda mulai disusun, baik itu dalam lingkup lingkungan kerja, keluarga ataupun perorangan. Aktivitas orang-orang yang akan ‘pulang kampung’ mulai terlihat lalu lalang di sekitar stasiun kota ataupun macetnya antrian jalan raya oleh kendaraan yang akan mudik.

Beberapa agenda pergantian tahun baru Jepang, diantaranya:

1. Bounenkai (忘年会)

bonenkai

Salah satu tradisi ataupun kebiasaan yang diadakan beberapa company ataupun perkumpulan organisasi di Jepang yang diadakan di sekitar akhir Desember, menjelang tutup buku tahunan. Arti secara terminologi dilihat dari kanji yang tertulis, “Bonenkai (忘年会)” memiliki makna: Pesta/kumpulan untuk melupakan tahun (lama).

Untuk mensukseskan acara bonenkai ini, biasanya satu orang akan ditunjuk menjadi ‘Kanji (幹事)’ yang bertugas menjadi koordinator; Mengkoordinasi acara, melakukan pemesanan tempat dan menghubungi orang-orang yang akan berpartisipasi dalam acara tersebut.

Biasanya, jauh-jauh hari, beberapa restaurant ataupun hotel sudah penuh terpesan oleh beberapa group yang ingin merayakan bonenkai. Acara ini diawali dengan ‘Kanpai’ (minum bersama) yang kemudian dilanjutkan dengan makan-makan, berkaraoke, atau minum-minum sampai mabuk hingga larut malam. Berusaha melupakan beberapa hal yang ‘tidak menyenangkan’ selama menjalani kerja satu tahun berjalan.



2. Oosouji (大掃除)


Oosouji adalah kegiatan `kerja bakti` bersih-bersih rumah yang dilakukan secara menyeluruh. Mulai dari pernak-pernik kecil seperti lampu, hiasan rumah, sampai hal yang besar seperti: dapur, beranda, ruang tamu, kamar mandi.

Dilakukan bersama-sama seluruh anggota keluarga, untuk menyambut datangnya tahun baru. Agar rumah nampak bersih, siap menerima tamu serta bergembira menyambut para arwah leluhur yang akan datang di tahun baru.



Oosouji ini merupakan agenda rutin tahunan keluarga. Akhir-akhir ini, bagi keluarga yang sibuk, tersedia agen-agen oosouji yang dapat dipanggil saat menjelang akhir tahun untuk membantu membersihkan seluruh rumah.



3. Tahun Baru: Oomisoka(大晦日), Oshougatsu (お正月) & Gantan ( 元旦)


Oomisoka (大晦日) adalah malam tahun baru, dirayakan pada tanggal 31 Desember. Di malam tahun baru (Oomisoka)、orang Jepang memiliki tradisi memakan mie khas Jepang bernama Soba (そば) yang disebut “Toshikoshi Soba”. Dengan menyantap soba, dipercaya bahwa tahun baru dapat dijalani dengan lancar tanpa adanya hambatan yang besar serta panjang umur.


Oshougatsu (お正月) adalah sebutan bagi tahun baru Jepang. Biasanya sebutan ini berlangsung dari tanggal 1 ~ 3 Januari. Saat oshougatsu, biasanya di depan pintu rumah ataupun toko, akan terpasang hiasa “Kadoumatsu.” Hiasan tahun baru Jepang yang terdiri dari potongan bambu, ranting daun pinus.


Gantan (元旦) adalah sebutan lain dari tanggal 1 Januari. Tanggal 1 Januari dipercaya sebagai “Toshigami” (Dewa Tahunan) dimana para arwah leluhur datang berkunjung untuk memberikan berkahnya.

Tanggal 1 Januari adalah hari libur resmi di Jepang. Beberapa pertokoan, akan mulai buka di sekitar tanggal 2 Januari dengan jam buka diperpendek. Hari pertama penjualan barang (Hatsuuri) di pusat pertokoan, biasanya dimeriahkan dengan penjualan “Fukubukuro” (kantong keberuntungan). Yang isinya bisa satu set perlengkapan wanita/pria, peralatan rumah tangga, ataupun barang lain yang bisa membuat penasaran, karena umumnya isi dari fukubukuro tidak diberitahukan sebelumnya.



4. Kadomatsu (Hiasan Tahun Baru) & Hatsumode (Kunjungan Kuil)


Kadomatsu adalah hiasan tahun baru yang terdiri dari pohon bambu, ranting daun pnus yang diikat dengan jerami. Kadomatsu ini diperuntukan untuk menyambut para arwah leluhur yang kembali ke rumah saat tahun baru. Dipercaya juga sebagai tempat tidurnya arwah leluhur saat bermalam tahun baru, untuk menjaga pintu (rumah) dari malapetaka. Sedangkan pinus dianggap sebagai lambang keberuntungan. Biasanya dipajang berpasangan, di sebelah kiri adalah kadomatsu laki-laki dan di sebelah kanan kadomatsu perempuan.

Kadomatsu biasanya dipajang menjelang oshogatsu yaitu sekitar tanggal 27, 28 atau 30 Desember. Pemasangan hiasan ini tidak boleh terlalu lama. Biasanya sampai sekitar tanggal 6 Januari sore ataupun 7 Januari atau paling lama tanggal 15 Januari (daerah Kasai) hiasan ini harus segera disimpan. Jika dipajang terlalu lama, justru akan membawa sial.

Hatsumode adalah kunjungan pertama ke kuil di (malam) tahun baru untuk memanjatkan doa dan harapan. Biasanya mereka akan berkerumun di depan gerbang menunggu kuil di buka.

Menjelang pukul 12 malam, genta (gong) yang terpasang di beberapa kuil akan dibunyikan. Genta (gong) ini akan dibunyikan sebanyak 108 kali, sebagai pertanda 108 hawa nafsu yang ada dalam diri manusia harus disingkirkan. Tradisi membunyikan genta (gong) pada saat pergantian tahun disebut: Joya no Kane.


5. Makanan Tahun Baru: Osechi, Zoni, Kagami Mochi


Osechi adalah sebutan dari beberapa masakan yang terhidang di tahun baru. Masakan osechi ini biasanya dihidangkan dalam kotak makanan khusus yang terbuat dari kayu bersusun disebut Juubako (重箱). Isi dari osechi ini biasanya lauk pauk manis dan asin seperti: rebusan kacang hitam (kuromame), kamaboko, kurikinton, datemaki, ikan salem.

Zoni adalah sup (bubur) yang berisi mochi. Dimasak menggunakan kaldu ikan dan sayur-sayuran.

Kagami mochi dibuat dengan menyusun dua mochi berukuran bundar dengan meletakan jeruk di atasnya. Merupakan salah satu hiasan tahun baru. Daiambil dari kata “Kagami” memiliki arti cermin, yang asal muasalnya mochi tersebut dibentuk seperti bulatan cermin. Sedangkan dua bulatan mochi melambangkan ‘tahun lama’ dan ‘tahun baru’ ataupun pertanda baik yin yang.

Dalam kagami mochi dipercaya terdapat arwah “Dewa Padi” dan “Dewa Pemberi Umur.” Selain itu, kagami mochi dipercaya sebagai lambang dari hati manusia yang terbagi dalam dua bagian (baik dan buruk).

Dalam tahun baru ini, ada pula acara menumbuk mochi yang disebut “Mochitsuki.” Dimana beras ketan yang sudah ditanak, dimasukan dalam lesung kemudian di tumbuk dengan alu. Saat mochitsuki, akan ada beberapa orang yang bertugas sebagai penumbuk alu dan ada pula yang bertugas membolak-balikan beras ketan dengan tangan yang sudah dilumuri air sampai menjadi mochi.


6. Otoshidama


Kebiasan orang Jepang di saat tahun baru adalah memberikan angpao (sejumlah uang dalam amplop) pada anak-anak yang disebut Otoshidama. layaknya hadiah hari raya, otoshidama ini sangat dinanti-nanti oleh anak-anak. Amplop untuk memasukan uang otoshidama biasanya disebut: Pochibukuro atau Otoshidamabukuro.


7. Nengajou = Kartu Pos Ucapan Tahun Baru


Setiap akhir tahun, kantor pos Jepang akan mulai disibukan dengan pengiriman “Nengajou.” Sebuah kartu pos yang berisi ucapan tahun baru. Isi dari kartu pos ini biasanya ditulis dengan tulisan tangan sendiri untuk lebih menghormati si penerima kartu pos dengan berbagai macam pesan ataupun gambar lucu.

Nengajou ini dapat pula sebagai ajang ‘memamerkan’ tulisan indah bagi si penulis yang menyenangai kaligrafi. Berbagai macam ucapan tahun baru yang tertulis dalam nengajou biasanya:

- Akemashite Omedetougozaimasu (明けましておめでとうございます)= Selamat tahun baru
- Kingashinen (謹賀新年)= Mengucapkan tahun baru
- Kotoshimo yoroshiku onegaishimasu (今年も宜しくお願いします)= Tahun inipun semoga tetap terjalin kerjasama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar