Pengguna Twitter di Jepang melonjak 1900%Ada sebuah data yang sangat menarik dari laporan survei penggunaan media sosial di Asia Pasifik yang dirilis oleh perusahaan survei Nielsen. Laporan survei ini bisa diunduh dari situs Netratings. Dalam laporan survei ini dapat diketahui kondisi penggunaan media sosial di Jepang dan datanya cukup dapat diandalkan.

Media sosial adalah situs-situs online yang dapat digunakan untuk mengirimkan informasi maupun membangun pertemanan secara online. Contohnya antara lain adalah Twitter, mixi dan Facebook. Kata kunci dalam media sosial adalah "hubungan" yang dapat mengubah cara hidup dan bekerja orang-orang yang menggunakannya.

Menurut laporan survei tersebut, pengguna Twitter di Jepang melonjak 1900% dibandingkan tahun lalu. Ini adalah pencapaian yang fantastis dan mengagetkan. Jumlah pengguna yang mengakses situs Twitter dalam sebulan mencapai 10 juta orang. Jumlah ini sedikit melewati pencapaian mixi, sebuah situs media sosial lokal nomor satu di Jepang. Dilihat dari grafiknya menunjukkan beberapa bulan terakhir ini terjadi lonjakan yang sangat tinggi, dan diprediksi beberapa bulan ke depan pertumbuhan ini akan semakin tinggi.

Dilihat secara global pun, popularitas Twitter di Jepang sangat jauh lebih tinggi dibandingkan negara-negara lain. Penetrasi pengguna Twitter di Jepang telah mencapai 16% lebih, melebihi penetrasi di Amerika yang hanya mencapai 10%. Dilihat dari prestasi ini, bisa dikatakan bahwa orang Jepang sangat menyukai Twitter.

Ada 3 alasan kenapa Twitter menjadi sangat populer di Jepang.

1. Bahasa Jepang dapat menuliskan banyak informasi hanya dalam 140 huruf.

Sebagai contoh, kata "informasi" dalam Bahasa Inggris harus dituliskan dalam 11 huruf "information", namun dalam Bahasa Jepang cukup dituliskan dengan 2 huruf ???? (baca: Jouhou). Begitu juga yang terjadi dengan kata ???? (baca: giron) maupun ???? (baca: iken), jika dituliskan dalam Bahasa Inggris membutuhkan huruf yang lebih banyak. Dibandingkan Bahasa Inggris, Bahasa Jepang dapat digunakan untuk berkomunikasi yang lebih luas.

2. Secara budaya, kehidupan Jepang sangat cocok. Puisi, pantun, budaya malu, pindah kereta…

Orang Jepang sejak dulu sangat mahir untuk menuliskan sesuatu dengan singkat. Budaya berpuisi dan pantun sangat cocok dengan batasan 140 karakter di Twitter.

Selain itu, orang Jepang juga suka mengekspresikan diri berbudaya malu dalam teks. Secara sosial, seringnya berpindah-pindah kereta dalam sehari juga menjadi penyebab populernya Twitter di Jepang. Jika harus mengendarai mobil, tentunya sulit untuk mengupdate Twitternya sambil memegang kemudi.

3. Tidak ada layanan lainnya yang seperti Twitter.

Yang terakhir, tidak ada layanan lainnya yang menggunakan metode komunikasi singkat menggunakan kalimat pendek seperti Twitter di Jepang.

Di Amerika, layanan komunikasi singkat seperti Facebook sudah sangat populer, sehingga tidak ada keperluan untuk membuka akun Twitter juga.

Di Jepang, ada layanan komunikasi singkat seperti "Ameba Now" atau "mixi Voice", namun tidak ada yang dapat menggantikan layanan yang diberikan oleh Twitter, sehingga kebutuhan terhadap layanan Twitter tak terelakkan.

Ketiga alasan di atas mungkin tidak bisa menjelaskan secara jelas mengapa Twitter menjadi sangat populer di Jepang, namun bisa dijadikan acuan untuk menelitinya lebih dalam.

Sumber :

http://gendai.ismedia.jp/articles/-/855