Jepang memang negara yang spesial bila dibandingkan dengan negara Asia lainnya. Karena Jepang berada di kawasan beriklim sedang dengan dengan pembagian empat musim yang jelas. Walaupun demikian, terdapat perbedaan iklim yang mencolok antara wilayah bagian utara dan wilayah bagian selatan. Pada musim dingin, Jepang bagian utara seperti Hokkaido mengalami musim salju, namun sebaliknya wilayah Jepang bagian selatan beriklim subtropis. Iklim juga dipengaruhi tiupan angin musim yang bertiup dari benua Asia ke Lautan Pasifik pada musim dingin, dan sebaliknya pada musim panas.
Karena keadaan iklim dan musim yang berbeda inilah, saya akan membahas setiap bulan mulai dari Januari sampai Desember di Jepang, dan apa saja kegiatan orang-orang di sana. Pembahasan ini berdasarkan buku '12 Cerita Rakyat Jepang dan Musim-musim yang Mengiringinya' yang diterjemahkan oleh Shito Naoko.
Bagaimanakah bulan Januari di Jepang?
Tahun Baru di Jepang diawali dengan kata ‘akemashite omedetou’, yang artinya “Selamat Tahun Baru”. Di tengah-tengah putihnya salju, orang-orang pergi untuk melihat matahari tahun baru atau mengunjungi kuil untuk memohon kesehatan pada tahun ini.
Hawanya sangat dingin, tetapi saat sinar matahari menyusup ke dalam udara yang dingin pada pagi hari yang cerah, keindahannya tak ada kiranya di
dunia ini.
Di rumah, orang-orang melewati waktu dengan riang sambil makan osechi, yakni masakan khusus untuk Tahun Baru atau kue beras atau mochi.
Yang menyenangkan juga adalah Kartu Tahun Baru. Di Jepang, orang-orang saling mengirimkan kartu pos itu di antara teman atau kenalan. Gambar 12 shio binatang tergambar pada kartu tahun baru itu.
Bagaimanakah bulan Februari di Jepang?
Bulan Februari di Jepang adalah bulan di mana banyak salju turun.
Di daerah utara, semuanya memutih akibat salju, misalnya jalan, atap rumah, dan puncak gunung. Salju sangat indah, dan berkat salju tersebut kami bisa bermain ski atau bermain lempar-lemparan gumpalan salju. Sebaliknya, yang menyusahkan adalah jika terjadi salju longsor, lumpuhnya lalu lintas atau banyaknya orang yang masuk angin.
Tetapi setelah melewati pertengahan bulan Februari, hari-hari dingin dan hari-hari hangat datang bergantian. Hal ini menunjukkan musim semi telah mendekat.
Di tempat yang hangat, bunga-bunga mulai mekar, misalnya di Tokyo, bunga plum menjadi indah.Saat bunga plum menjadi indah, burung bulbul mulai
berterbangan di sekitar pohon plum. Burung bulbul adalah burung yang berwarna hijau muda dan bersuara merdu.
Bagaimanakah bulan Maret di Jepang?
Salju telah meleleh dan sinar musim semi yang hangat mulai bertaburan di permukaan tanah yang beku. Pucuk-pucuk tumbuhan mulai muncul, ulat-ulat yang bangun dari tidurnya selama musim dingin merangkak keluar, dan burung-burung mulai berkicau di langit. Tanggal 3 Maret di Jepang adalah hari perayaan momo atau buah persik. Keluarga yang memiliki anak perempuan merayakan hinamasturi untuk mengharapkan kebahagiaan serta pertumbuhan anak perempuan itu. Orang-orang menghiasi panggung kecil berbentuk tangga yang berwarna merah dengan boneka, kue beras berwarna-warni yang berbentuk belah ketupat, sake manis, dan bunga persik yang berwarna merah muda. Lalu mereka menghabiskan waktu bersama.
*) Bunga persik mekar pada Maret, tetapi baru berbuah pada bulan Juli atau Agustus.
Bagaimanakah bulan April di Jepang?
Bunga sakura yang terkenal di Jepang mekar pada bulan April. Untuk mengikuti mekarnya bunga sakura di berbagai belahan Jepang, surat kabar terus memuat artikel tentang sakura, misalnya Hana-dayori atau Sakura zensen.
Pada waktu ini, orang-orang Jepang biasanya menikmati keindahan bunga
orang yang datang sekaligus berduyun-duyun ke tempat yang
terkenal akan keindahan sakura. Di bawah pohon sakura, mereka makan-makan dan minum-minum. Pada jaman dahulu, menikmati keindahan sakura adalah ritual suci, tetapi sekarang berubah menjadi acara yang ramai.
ru meleleh, sebaliknya, di daerah selatan, musim panas hampir
Ketika bunga sakura mekar di daerah tengah Jepang, di daerah utara salju baru meleleh, sebaliknya, di daerah selatan, musim panas hampir bermula.
Bagaimanakah Bulan Mei di Jepang?
Bulan Mei di Jepang adalah musim segar kehijauan-hijauan, yang berkilau-kilau saat baru lahir.
Tanggal 5 Mei adalah hari perayaan Tango. Jika 3 Maret adalah perayaan untuk anak perempuan, 5 Mei adalah perayaan untuk anak laki-laki. Koinobori, atau semacam bendera layang-layang ikan yang dikibarkan di langit, adalah pemandangan yang biasa pada musim ini. Menurut tradisi, koinobori dikibarkan tinggi-tinggi di langit untuk mengharapkan sukses dalam kehidupan.
Musim ini juga merupakan musim menanam benih padi yang muda di
sawah. Di Jepang juga orang-orang menanam padi seperti di Indonesia.
Sawah-sawah yang penuh dengan air sedikit demi sedikit berubah menjadi
permadani hijau.
Bagaimanakah bulan Juni di Jepang?
Bulan Juni di Jepang adalah bulan yang penuh dengan turunnya hujan. Ketika musim berubah dari musim semi ke panas, hujan turun terus-menerus. Musim ini disebut tsuyu atau musim hujan. Tsuyu mirip dengan musim hujan di Indonesia, tetapi tsuyu hanya berlangsung selama kira-kira satu bulan.
Bagi para petani Jepang, tsuyu adalah hujan penuh berkah. Air yang dibawa oleh hujan memberi nutrisi kepada padi di sawah, dan berkat air itu, orang-orang bisa bercocok tanam padi di sawah yang sama secara terus-menerus. Hujan di bulan Juni sangat penting bagi pertanian Jepang.
Bagaimanakah bulan Juli di Jepang?
Pada bulan Juli, musim hujan mulai selesai, bermula dari daerah selatan menuju ke utara Jepang. Matahari setelah selesainya musim hujan bersinar menyilaukan, dan datanglah musim panas. Dari balik gunung atau laut muncullah gumpalan-gumpalan awan raksasa.
Tanggal 7 adalah hari perayaan Tanabata. Perayaan ini berasal dari Cina, namun sekarang telah diserap oleh Jepang.
Sejak jaman Edo ada kebiasaan di kalangan masyarakat Jepang untuk menuliskan harapn dan keinginannya di kertas berwarna-warni yang berbentuk persegi panjang, lalu menghiasinya pada daun bambu sambil memohon semoga keinginannya tercapai.
Langit malam yang indah bulan Juni, bintang kecil bertaburan, dan galaksi Bimasakti pun tampak seperti sungai yang mengaliri langit. Dua bintang mengapit Bimasakti, tampak lebih terang dibanding bintang-bintang lainnya. Kedua bintang itu bernama Altair dan Vega. Hanya sekali dalam setahun, yakni pada tanggal 7 Juli, mereka bertemu.
Bagaimanakah bulan Agustus di Jepang?
Musim panas di Jepang sangat panas seperti di Indonesia. Sekolah-sekolah memasuki liburan musim panas. Langit biru dan bunga matahari berwarna kuning cerah. Di pemandian-pemandian laut terdengar suara ceria anak-anak yang bermain dengan riang gembira.
Pada musim panas ada banyak hal-hal yang menyenangkan. Yang sangat ramai adalah festival musim panas dan hanabi atau pesta kembang api pada malam hari. Pasar malam berderet dan kembang api yang memancar di langit malam sangat indah.
Dari tanggal 13 sampai 15 ada perayaan ‘Obon’. Obon adalah acara
yang mirip dengan Dulang di Indonesia. Pada hari ini, roh orang yang sudah meninggal dan nenek moyang dijemput kembali ke rumah.
Setelah melewati pertengahan bulan, musim panas mendekati akhirnya. Di laut, para pengunjung mulai berkurang. Bunyi ombak yang ramai dengan banyaknya orang-orang tadi, sekarang tampaknya merasa sedih.
Bagaimanakah bulan September di Jepang?
Musim gugur telah tiba. Bulan ini juga merupakan musim badai. Para petani khawatir akan datangnya hujan atau angin sebelum panen padi atau buah-buahan. Namun sesudah bertiup angin yang kuat, langit hari itu menjadi terang dan pada malam harinya bulan bercahaya nan kemilau.
Di Jepang ada kebiasaan menikmati terangnya cahaya bulan pada purnama bulan September, untuk berterima kasih atas hasil panen musim gugur. Pada hari yang bulannya tampak paling indah di sepanjang tahun itu, orang-orang yang berterima kasih atas hasil panen musim gugur meletakkan alang-alang, ubi, kastanye, dan kue bola sebagai sesajen.
Ada juga perayaan yang disebut Keiro, yaitu menghormati orang yang tua di Jepang, yakni menghormati para orang tua yang telah banyak berjasa bagi masyarakat dan merayakan panjangnya usiamereka.
Bagaimanakah bulan Oktober di Jepang?
Langit Oktober berwarna biru cerah. Sawah-sawah berwarna emas. Musim yang ditandai dengan kegiatan memotong padi ini adalah musim yang menyenangkan—tidak panas dan tidak dingin.
Setelah permulaan musim gugur berlalu, udaranya menjadi semakin dingin dan kedaunan yang tadinya berwarna hijau berubah menjadi warna merah atau kuning. Orang-orang pergi ke gunung untuk mencari pemandangan indah dan menikmati daun-daun pohon yang memerah atau menguning. Ini merupakan kebiasaan orang Jepang, yaitu mementingkan perubahan musim.
Musim gugur adalah musim membuahkan berbagai macam hal, bukan hanya padi dari sawah, kastanye, buah kesemek, sayur-sayuran, serta buah-buahan, namun juga membuahkan kegembiraan. Orang-orang Jepang bertambah nafsu makannya.
Bagaimanakah bulan November di Jepang?
Pada bulan November, hawa dingin mulai terasa pada pagi dan sore. Daun-daun pohon menjadi semakin cerah. Di daerah utara, embun es mulai turun, dan di gunung yang tinggi salju mulai turun.Musim potong padi yang sibuk telah selesai dan cuaca cerah terus berlangsung.
Pada bulan ini, ada acara untuk merayakan anak yang telah berumur 3, 5, dan 7 di Jepang. Keluarganya saling gembira tumbuhan dan kesehatan anak setiap tahun. Anak-anak memakai pakaian tradisional Jepang yang disebut kimono dan berzarah ke kuil Shinto.
Bulan November di Jepang juga merupakan musim perpindahan burung. Dari negeri-negeri utara yang jauh dan lebih dingin daripada Jepang, berbagai jenis burung seperti angsa, burung bangau, dan angsa liar bermigrasi ke Jepang. Selama musim dingin, mereka melewatkan waktu di Jepang yang tidak begitu dingin.
Bagaimanakah bulan Desember di Jepang?
Pada bulan Desember, siang menjadi pendek dan hawa dingin mulai menusuk. Binatang-binatang seperti ular, katak, atau beruang memasuki periode mati suri, yakni tidur selama musim dingin.
Sejak dahulu, bulan Desember adalah bulan yang sangat sibuk karena merupakan bulan di penghujung tahun sekaligus persiapan untuk menyambut Tahun Baru.
Salju mulai turun sekitar hari Natal, dan tempat ski mulai ramai dengan orang-orang yang bermain ski.
Di Jepang ada kebiasaan untuk memakan soba khusus, yaitu semacam mi khas Jepang pada malam Tahun Baru yang disebut dengan toshikoshi soba. Soba ini dimakan bersama-sama seluruh anggota keluarga pada malam itu.
Lonceng pada malam Tahun Baru menandainya berakhirnya satu tahun yang telah lalu. Pada waktu itu orang-orang membuang seratus delapan nafsu jahat dan menyambut Tahun Baru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar