Perayaan valentine ditandai dengan saling bertukar kartu. Ada banyak jenis kartu yang diberikan saat perayaan hari kasih sayang selama bertahun-tahun. Bukan hanya kartu-kartu berhias indah dan berisi kata-kata asmara , tapi juga yang berisi humor-humor kejam. Tak jarang orang-orang berkreasi sendiri membuat kartu valentine untuk diberikan pada orang-orang tercinta.
2. Hari Valentine di Austria
Di Austria ada sebuah tradisi masa perkenalan, yang mungkin sama artinya dengan hari valentine. Di acara ini para muda mudi menunjukkan cinta mereka dengan memberikan bunga untuk menandai hari valentine.
3. Hari Valentine di Inggris
Di Inggris dapat ditemukan berbagai versi kisah cinta yang diungkapkan untuk menyambut hari valentine. Di negeri ini saat hari valentine tiba majalah-majalah akan menerbitkan soneta dan puisi untuk memperingatinya.
4. Hari Valentine di Denmark
Di negeri ini orang-orang membuat puisi dan memberikan permen snowdrop untuk menyambut valentine. Di Denmark orang tidak akan mengirimkan tulisan bernuansa cinta untuk menandai valentine tapi tulisan lucu yang disebut gaekkebrev, surat lelucon. Pengirim gaekkebrev menuliskan nama si pengirim dengan titik-titik. Dan si penerima akan menduga-duga siapa pengirimnya. Lalu pengirim akan mendapatkan telur di saat perayaan paskah, sebagai balasannya.
5. Hari Valentine di Perancis
Di Perancis ada sebuah tradisi unik di hari valentine. Para lanjang masuk rumah dan saling berhadapan dan mulai saling memanggil dari satu jendela ke jendela lainnya dan berpasangan dengan seseorang yang mereka pilih. Jika seorang pria tidak menyukai pasangannya dia akan meninggalkan wanita ini. Selanjutnya ada acara api unggun di mana wanita yang ditinggalkan akan membakar foto pria ini dan meneriakkan makiannya. Karena acara ini membutuhkan banyak ruang dan kadang disalahgunakan, pemerintah Perancis menetapkan tidak ada lagi acara memanggil pasangan valentine.
Di negeri ini juga ada tradisi mengirimkan kartu yang disebut cartes d’amities yang berisi pesan-pesan indah.
6. Hari Valentine di Jerman
Di Jerman ada tradisi bagi pria muda dan kekasihnya untuk saling menunjukkan kasih sayang mereka dengan mengirim bunga di hari valentine. Biasanya juga disertai dengan kartu berisi kata-kata indah. Pria-pria Jerman juga memberikan bunga mawar, cokelat dan lain-lainnya sebagai hadiah valentine untuk istrinya.
7. Hari Valentine di Italia
Di Italia hari valentine dirayakan sebagai bagian dari Festival Musim Semi dan digelar di tempat terbuka. Kaum muda berkumpul di lapangan berbunga atau ornamen taman, di mana mereka mendengarkan musik dan pembacaan puisi. Lalu mereka jalan-jalan dengan pasangan valentine-nya berduaan di taman. Tapi sayang, tradisi ini sudah tidak dilakukan lagi selama beberapa abad.
Di Turin, salah satu kota di Italia ada sebuah tradisi di mana pasangan yang bertunangan mengumumkan pertunangan mereka di hari valentine.
8. Hari Valentine di Roma
Di Roma hari valentine dinamakan Lupercalia, di hari ini jadi saat yang sangat romantis dan menyenangkan bagus sepasang kekasih.
9. Hari Valentine di Skotlandia
Di Skotlandia perayaan hari valentine dilakukan dengan sebuah festival. Di festival ini dihadiri sejumlah remaja pria dan wanita yang belum menikah , di mana masing-masing menuliskan nama di kertas kecil, lalu menggulungnya. Kertas itu dikumpulkan di dua topi, satu untuk pria dan satu untuk wanita. Dan tiap orang mengambil satu-satu. Setelah menemukan pasangan, semua diminta tetap pada pasangan yang telah didapat, meski mungkin mereka tidak merasa cocok.
Ada tradisi lain di Skotlandia di hari valentine, di mana menemukan pasangan valentine dengan pria atau wanita lajang yang pertama kali berjalan di sampingnya di jalan umum, atau di manapun.
10. Hari Valentine di Spanyol
Di Spanyol ada tradisi di mana pasangan saling bertukar hadiah dan untuk para suami mengirimi istri mereka sebuket bunga.
11. Hari Valentine di Jepang
Kebiasaan wanita mengirim/memberi cokelat kepada pria hanya dimulai di Jepang, sedangkan di Barat itu tidak ada. Namun, di luar negeri juga sangat lazim mengirim cokelat sebagaimana tertulis di wikipedia aneka promosi “bunga mawar, cokelat, batu perhiasan/permata” dalam edisi bahasa Inggris. Hal ini sebagai bukti tidak terfokus pada satu warna saja, seperti Jepang dengan cokelatnya. Dari laki-laki ke perempuan dalam mengirim cokelat juga adalah hal yang biasa, kemudian dipilih kue yang terkesan sangat manis.
Sejarah “Valentine Day dan Cokelat” di Jepang diawali pada tanggal 12 Februari tahun 1936 ketika sebuah toko kue “Kobe Molozov” mengeluarkan iklan“Cokelat Valentine” di sebuah majalah berbahasa Inggris dalam negeri. Kemudian, bulan Februari 1958 Merry Chocolate Company melakukan promosi “Valentine Sale” di sebuah toko bernama Isetan yang berkantor pusat di Shinjuku. Namun sayang, tampaknya tidak laris terjual. Penjualan di Isetan tersebut pada tahun pertama selama tiga hari tercatat hanya terjual 3 lempengan cokelat termasuk kartu pos seharga 170 yen. Barulah pada tahun 1968, seorang produser Sony bernama Teruo Morita mencoba untuk mempopulerkan hal mengirim cokelat kepada toko kelontong khusus impor yang bekerja sama dengan perusahaannya dengan slogan “Valentine Day di Jepang kami yang buat – Nihon no Valentine Day wa uchi ga tsukutta”.
Pada zaman sekarang, fenomena seperempat dari jumlah konsumsi cokelat dalam setahun inilah menjadikan persepsi acara nasional bahwa hari ini cokelat akan diserbu pembeli. Pada awalnya yang membeli cokelat saat itu adalah wanita untuk memberikan kepada pria idamannya, sehingga secara bersamaan lahirlah hari pernyataan cinta. Seiring dengan perkembangan zaman dan inovasi baru, kebiasaan ini mulai dilakukan oleh sepasang sejoli yang sedang menjalin hubungan asmara, atau suami-istri yang telah menikah, kemudian merambah ke kalangan perusahaan, yakni para atasan atau teman sekerja, bahkan hanya sekadar teman yang sama sekali tidak terikat tali cinta juga saling memberikan cokelat, istilah ini disebut dengan “GIRI CHOKO”. Kemudian, lahir juga istilah “TOMO CHOKO” untuk kalangan sahabat karib, yakni seorang wanita memberikan cokelat kepada temannya.
Di Jepang, sebulan setelah Valentine (tgl 14 Maret) lahir apa yang disebut WHITE DAY, yakni pada hari itu seorang pria memberikan balasan kepada wanita yang telah memberikan padanya cokelat di hari Valentine. Adapun pemberian balasan itu bisa berupa kue, marshmallow, permen dan sebagainya. Akan tetapi, ada yang tidak bersifat universal, ada juga yang mengirim aksesoris luks berupa cincin atau kalung sebagai tanda cinta kasih. Kemudian baru-baru ini, tanggal 14 April dinamakan ORANGE DAY, yakni baik laki-laki maupun perempuan sesama pacar saling mengirim jeruk. Kebiasaan ini masih tergolong terbatas pada orang-orang tertentu saja (tidak bersifat umum), kebiasaan yang ditujukan untuk meyakinkan perasaan kasih sayang pasangannya.
12. Di Korea dan Taiwan
Baik di Korea maupun di Taiwan, warna cokelat seperti di Jepang itu tidak ada. Namun, sebagai pengaruh dari Jepang salah satu barang yang dihadiahkan adalah cokelat. Tetapi, di Taiwan pemberi cokelat kebanyakan adalah laki-laki. Di Taiwan ada acara yang mirip dengan perayaan Valentine Day di China yang disebut TANABATA yang jatuh pada tgl 7 Juli menurut kalender bulan (bulan Agustus).
Di Taiwan jika pada hari White Day, hadiah dari kaum pria juga ada. Di Korea White day-nya sama dengan Jepang, namun akhir-akhir ini bagi kalangan muda yang tidak menerima apa-apa pada tanggal 14 April maka mereka makan Chajanmen seorang diri sebagai BLACK DAY. Untuk itu, pada saat ini restoran China mempromosikan secara besar-besaran. Kondisi tersebut biasanya membuat pedagang selalu menghubung- hubungkan dengan tanggal 14 setiap bulannya untuk mempopulerkan sesuatu.
Ensiklopedia Katolik menyebutkan tiga versi tentang asal usul hari Valentine:
A. Versi pertama, ia adalah seorang pendeta, Pendeta St. Valentine. Ia hidup di zaman Raja Romawi Claudius II. Pada tanggal 14 Februari 270 M Claudius II menghukum mati St. Valentine karena menentang beberapa perintahnya.
Ia mengajak manusia kepada agama Nasrani, dan menolak menyembah dewa-dewa Romawi. Ia lalu ditangkap dan dibunuh dan dikuburkan di Via Flaminia. Oleh pihak gereja ia dianggap sebagai norang suci. Sehingga namanya diabadikan menjadi nama sebuah gereja di Roma. Dan juga dijadikan sebagai nama gerbang, Gerbang St. Valentine. Tapi sekarang telah berubah nama menjadi Porta del Polopo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar