ads ads ads ads

Kamis, 24 Februari 2011

Aku Mencintaimu Ibu


ibu
ku ingin berbicara padamu ibu
betapa berharganya dirimu kini, begitu banyak kenganan yg sering kita lewati bersama,
ibu
rasa rindu ini semakin besar setelah kepergianmu ibu
ntah apa yg harus kulakukan untuk bisa kembali bertemu dengan mu.
berjuta, bahkan bermilyar kan kurelakan hanya untuk bisa melihat mu tersenyum lagi, ibu
bosan aku melihat sesosok batu nisan yg tak pernah bisa menggantikanmu


Saat kau memarahiku dulu, sempat ku membentakmu.
tapi kini
berapa puluh juta pun akan kurelakan hanya untuk melihat engkau memarahiku lagi

saat kau menyuruhku membersihkan piring, sempat ku mengacuhkannya
tapi kini
berapa puluh juta pun akan kurelakan hanya untuk mendengar engkau menyuruhku melakukan itu

dulu tak pernah aku ingin engkau pergi mengambil hasil rapot ku
tapi kini
apapun akan kulakukan untuk bisa melihat engkau hadir sebagai wali atas diriku di dunia ini

dulu aku sering malu saat kau mencium keningku
tapi kini
apapun akan ku relakan hanya untuk mendapatkan ciuman di kening ini lagi ibu

dulu aku malu untuk berjalan bersama mu.
tapi kini
betapa irinya aku melihat anak yg bergandengan tangan dengan ibunya

dulu aku jarang sekali mengisi waktu luangku di rumah.
tapi kini
aku termenung di hadapan foto mu ibu, hanya untuk menunggumu pulang. pulang kembali ke rumah ini

dulu aku malu saat kau menelefonku dimana aku sedang bersama teman
tapi kini
aku ingin memamerkan ibuku di depan teman temanku

dulu aku benci melihat mu yg berdandan penuh make up
tapi kini
aku rela bertahun tahun memandangi wajah penuh make up itu lagi

dulu aku ingin terlihat kuat saat masih kecil
tapi kini
aku ingin berlindung di belakangmu punggumu ibu

dulu aku tidak menyukai bau keringatmu
tapi kini
bahkan jika sedikit bau itu terlitas di benaku, aku berharap tak ada lagi udara di dunia ini selain bau itu

dulu kau sering mengusap air mataku
tapi kini
aku mengusap air mataku yg terus menetes di depan foto mu ibu

dulu kau mengajari ku membaca ayat ayat suci Tuhan
tapi kini
aku benci melantunkan ayat suci dimana saat kau berbaring di hadapanku ibu

dulu aku selalu menolak masakan yg kau berikan
tapi kini
aku rela tak pernah makan makanan mewah, hanya untuk makanan lama mu itu ibu

dulu saat kau hadir di sekolah ku, aku menyuruhmu cepat pulang hanya karena takut dilihat teman temanku
tapi kini ibu
aku berharap teman temanku mengejeku anak mamah.
dulu aku malu dengan ejekan itu, tapi kini aku berharap ada seseorang yg mengejeku dengan ejekan itu lagi. karena dengan itu menunjukan, bahwa aku anak mu,ibu.

dulu aku selalu bersama mu saat ku tidur
tapi kini
hanya foto tak bernyawa yg ada di sisiku

dulu aku malu atas kehadiran mu saat aku di wisuda
tapi kini
aku berharap tidak pernah lulus, hanya untuk melihatmu berdiri menunggu ku mendapatkan ijazah

pernah ku caci maki dirimu dalam hati
tapi kini
bahkan untuk mengingatmu saja aku menangis ibu

dulu kau selalu lindungi aku
tapi kini
aku rela tak mempunyai jabatan, hanya untuk kau melindungiku dari orang orang sekitarku

dulu kau membalur tubuhku saat selesai mandi
tapi kini
tak lagi kurasakan usapan tangan mu didadaku ini ibu

dulu hanya sedikit waktu yg kupikirkan tentang dirimu
tapi kini
aku rela merelakan segala aktifitasku asal kau ada di sampingku

dulu kau membangunkanku saat akan kesekolah
tapi kini
bahkan bunyi alarm keras pun tak dapat menggantikan suara lembutmu itu

dulu sebelum ku berangkat sekolah, kupaksa dirimu memberiku sedikit uang
tapi kini
ntah berapa uang yg akan ku berikan hanyan untuk melihatmu di pagi hari ibu

dulu ku jarang sekali mencium tangan mu saat ku akan pergi kesekolah
tapi kini
kurelakan segala pendidikanku hanya untuk kembali kemassa itu

dulu saat ku pulang sekolah, tak pernah ku menyapa dirimu, ku langsung pergi keluar rumah
tapi kini
ku rela menunggu jutaan tahun, hanya untuk melihat sesosok wanita dengan dasternya duduk menungguku pulang

ibu, aku kini tengah menangis, menangis seperti anak kecil. apapun rela ku berikan hanya untuk mendengar suaramu lagi ibu.
ibu........
marahi aku
mandikan aku
ajarkan aku
antarkan aku
ambil rapotku
hadir di kelulusanku
ada saat ku menangis

ibu.
aku anakmu
penyesalan atas massa yg telah sia sia kulewati saat ada dirimu, kini ku nanti saat engkau tiada
ibu...
mengapa rasa ini semakin perih, kemana kau saat ini ibu
kini aku menangis
air mataku membasahi pipi ini
usap lah ibu
aku rela merelakan semua
hanya untuk engkau mengusap pipiku

aku merelakan semua. semua yg kupunya
hanya untuk melihat sesosok wanita yg selalu membangunkanku di pagi hari,membuatkan ku sarapan, menyuruhku mandi.

andai ibuku masih di sini
andai ibuku masih di sini

hargailah ibumu
karena
pedih rasanya saat dimana kau mengingat sosok seorang yg melahirkan kau telah pergi
ibu
air susumu kini telah menjadi jiwa dan raga
semangatmu telah menjadi nyawa dalam diriku

aku bahkan tak malu lagi untuk menangis, menangis untukmu.

ibu, kalo kau mendengar tangisanku
tolong. usap air mataku sampai aku tertidur seperti dulu
ingin rasanya aku merasakan tangan kasarmu itu, yg keriput, dengan ciri khas bau mu.
AKU TAK MALU SEKARANG IBU
TOLONG KAU HADIR DI SINI.......
AKU INGIN MEMAMERKAN PADA DUNIA
BAHWA AKU BAHAGIA MEMPUNYAI IBU..............
IBUUUUUUUUU
AKU MENCITAIMU, IBU

Tidak ada komentar:

Posting Komentar