Jepang memang terkenal dengan negeri yang penuh dengan hiburan. Tapi dibalik semua itu banyak juga yang merasa hidupnya sudah hancur.
Badan kepolisian Jepang, National Police Agency (警察庁 / Keisatsu-cho) melaporkan bahwa pada tahun 2010 telah terjadi 31.560 kasus bunuh diri. Ini artinya, di Jepang ada 87 orang melakukan tindakan bunuh diri setiap harinya, atau 3 sampai 4 orang bunuh diri setiap jamnya.
Jumlah kasus bunuh diri pada laki-laki mengalami penurunan sebesar 5,5% menjadi 22.178 jiwa, sedangkan kasus bunuh diri pada perempuan meningkat sebesar 0,1% menjadi 9.382.
Yang menarik, kepolisian Jepang juga mencatat bahwa hari Senin, hari pertama setelah akhir pekan, adalah hari "terfavorit" ketika sebagian orang memutuskan untuk membuang hidup mereka. Tampaknya orang-orang Jepang mengartikan kalimat "I hate Monday" secara mendalam.
Alasan utama untuk melakukan bunuh diri biasanya karena masalah keuangan, terutama untuk karyawan di sektor-sektor yang paling menderita akibat krisis ekonomi. Tidak mampu membayar kembali pinjaman, kelelahan dari kerja paksa, dan khawatir tentang masa depan, secara khusus dikutip oleh para ahli sosial.
Pemerintah Jepang mengatakan pihaknya akan lebih berfokus pada tindakan pencegahan untuk orang-orang yang berisiko tinggi melakukan tindakan bunuh diri, seperti mereka yang menderita depresi.
Bulan Maret adalah bulan dengan jumlah kasus bunuh diri tertinggi di tahun 2010 dengan 2.947 jiwa melayang begitu saja. Para analis mengatakan itu mungkin berkaitan dengan kesulitan yang berhubungan dengan tahun fiskal baru di Jepang yang dimulai pada bulan April, bulan ketika tahun pekerjaan dan tahun ajaran akademik baru dimulai. Mereka yang tidak mendapatkan pekerjaan atau gagal dalam ujian masuk universitas mungkin menderita depresi berat.
Dilihat dari lokasi, Tokyo adalah kota yang paling berat tekanan mentalnya dengan 2.938 kasus bunuh diri, diikuti oleh Osaka dimana 2.031 orang mencabut nyawa mereka sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar