Cerita ini tentunya sudah sering kita dengar ketika masih keci. Hans Christian Andersen, pengarang buku anak ini, menyampaikan suatu makna penting di balik kisah menarik ini. Anak itik ini terlahir berbeda dengan saudara - saudaranya. Bulunya berwarna kuning sedangkan saudara dan teman mainnya memiliki warna bulu hitam. Ia sering dicibir dan dicemooh saudara – saudaranya karena ia memiliki warna bulu yang berbeda, ia juga jarang diajak bermain bersama dengan saudara - saudaranya.Mereka kerap memanggilnya si buruk rupa, bahkan ibunya sendiri pun membencinya. Ia sangat sedih karena ia merasa ada yang salah dalam dirinya. Sebenarnya apa yang salah? Waktu terus berjalan, ia bertumbuh kian besar, warna kuning pada bulunya memudar menjadi putih bersih dan indah. Suatu hari, ia sedang berjalan - jalan di tepi danau dan ia memandang ke atas danau. Ia terbelalak melihat banyak angsa - angsa yang berbulu sama dengannya sedang terbang bergerombol mengelilingi danau. Si Itik ini kemudian mencoba untuk mengepakkan sayapnya dan zap! tiba - tiba tubuhnya terangkat, dia dapat terbang! Sekarang dia mengenali siapa dirinya yang sebenarnya. Ternyata dia adalah seekor anak angsa yang tersasar, dan dia hidup sekian tahun dengan tidak mengetahui siapa dia yang sesungguhnya. Ternyata yang menjadi kesalahan adalah ketidaktahuannya akan siapa dirinya dan kekuatan apa yang dimilikinya. Kita pun sebagai manusia perlu mengetahui siapa diri kita yang sebenarnya serta mengetahui apa bakat kita agar kita dapat terbang tinggi seperti anak angsa tersebut. Jangan sampai kita terus berkubang di sungai - sungai kecil sementara sesungguhnya kita dapat terbang tinggi menjulang.. "Unless you flap your wings, you won't know how high you can fly" |
Kamis, 18 November 2010
Kisah Si Anak Itik Yang Buruk Rupa
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar