ads ads ads ads

Senin, 13 September 2010

Cinta Tak Selamanya Berwujud Bunga


Saya adalah seorang perawat di sebuah rumah sakit swasta di Bekasi sedangkan suami saya adalah seorang engginers, saya mencintai sifatnya yang alami dan saya menyukai perasaann hangat yang muncul diperasaan saya ketika saya bersandar di bahunya yg bidang saya merasakan ketenagan seperti seorang anak yang berada pada pangkuan ibunya.Tiga tahun dalam masa perkenalan dan dua tahun dalam masa pernikahan,saya harus akui,bahwa saya mulai merasa lelah.alasan-alasan saya mencintainya dulu telah berubah menjadi sesuatu yang menjemukan.Saya adalah seorang wanita yang sentimentil dan benar-benar sensitif serta berperasaan halus.Saya merindukan saat romantis seperti seorang anak yang menginginkan permen.Tetapi itu semua itu tidak pernah saya dapatkan.Suami saya jauh berbeda dari yang saya harapkan.Rasa sensitifnya kurang.Dan ketidak mampu dalam menciptakan suasana yang romantis dalam pernikahan kami telah mematahkan semua harapan saya akan cinta yang ideal.Suatu hari,saya beranikan diri untuk keputusan saya kepadanya,bahwa saya mengiginkan perceraian.”Mengapa?”Tanya suami saya dengan terkejut.”Saya lelah kamu tidak pernah bisa memberikan cinta yang saya inginkan,”jawab saya. Suami saya terdiam dan termenung sepanjang malam di depan komputernya tampak seolah-olah sedang mengerjakan sesuatu,padahal tidak. kekecewaan saya semkin bertambah,seorang pria yang bahkan tidak dapat mengekspresikan perasaanya,apalagi yang bisa saya harapkan darinya?Dan akhirnya suami saya bertanya,”Apa yang dapat saya lakukan untuk merubah pikiran kamu?”Saya menatap matanya dalam-dalam dan menjawab dengan pelan,”Saya punya pertanyaan,jika kau dapat menemukan jawabannya didalam perasaan saya,saya akan merubah pikiran saya.Seandainya,saya menyukai setangkai bunga indah yang ada ditebing gunung.Kita berdua tau jika kamu memanjat gunung itu,kamu akan mati.Apakah kamu akan memetik bunga itu untuk saya?”Dia termenung dan akhirnya berkata”Saya akan memberikan jawabanya besok.”Perasaan saya langsung gundah mendengar responnya.Keesokan paginya,dia tidak ada dirumah dan saya menemukan secarik kertas dengan oret-oretan tangannya dibawah sebuah gelas yang berisi susu hangat yang bertuliskan.”Sayang,saya tidak akan mengambil bunga itu untukmu,tetapi ijinkan saya untuk menjelaskan alasannya.Kalimat pertama ini menghancurkan perasan saya.Saya melanjutkan untuk membacanya.”Kamu selalu pegal-pegal pada waktu teman baikmu datang setiap bulannya,dan saya harus memberikan tangan saya untuk memijat kaki kamu yang pegal. ‘’Kamu senang dirumah,dan saya selalu kuatir kamu akan menjadi aneh.Saya harus membelikan sesuatu yang dapat menghiburmu dirumah atau meminjamkan lidah saya untuk menceritakan hal-hal lucu yang saya alami”Kamu selalu terlalu dekat menonton televise,terlalu dekat membaca buku,dan itu tidak baik untuk kesehatan mata kamu.Saya harus menjaga mata saya agar ketika kita tua nanti,saya masih dapat menolong mengguntingkan kuku kamu dan mencabuti uban kamu.”Tangan saya akan memegang tangan kamu,membimbing kamu menulusuri pantai,menikmati matahari pagi dan pasir yang indah seperti cantiknya wajah kamu.’’’Tetapi sayang,saya tidak akan mengambil bunga indah yang ada ditebing gunung itu hanya untuk mati.Karena,saya tidak sanggup melihat air mata kamu mengalir menangisi kematian saya.’’Sayang,saya tau,ada banyak orang yang bisa mencintai kamu lebih dari saya mencintai kamu.Untuk itu Sayang,jika semua yang telah diberikan tangan saya,kaki,mata saya tidak cukup buat kamu,saya tidak bisa menahan kamu untuk mencari tangan,kaki,dan mata lain yang dapat membahagiakan kamu.”Air mata saya jatuh keatas tulisannya dan membuat tintanya menjadi kabur,tetapi saya tetap berusaha untuk terus membacanya.”Dan sekarang,Sayang kamu telah membaca jawaban saya.Jika kamu puas dengan semua jawaban ini,dan tetap menginginkan saya tinggal dirumah ini tolong bukakan pintu rumah kita dan sambut saya dengan pelukkan hangat cintamu,saya sekarang sedang berdiri ditengah jalan depan rumah kita kini saya menunggu jawaban kamu.”Jika kamu tidak puas dengan jawaban saya ini Sayang,biarkan saya masuk untuk membereskan barang-barang saya dan saya tidak akan mempersulit hidup kamu.percayalah,bahagia saya adalah bila kamu bahagia.”saya yang selesai membaca surat itu segera berlari membuka pintu dan melihatnya berdiri tepat di tengah jalan depan rumah kami,dengan wajah penasaran sambil tangannya memegang susu dan roti kesukaan saya, saya pun langsung mengampirinya dan berusaha untuk memeluk dia dan menagis di bahunya tapi tak lama kaki ini berlari menuju dia tiba-tiba sebuah mini bus datang dari sebelah kanan,mini bus itu seolah tanpa kendali menabrak suamiku,suamiku yang tak sadar akan adanya mini bus yang tiba-tiba muncul terpental jauh dari tempat ia berdiri.Aku yang melihatnya terdiam seolah waktu berhenti sejenak mataku seolah gelap akupun langsung sadar dan menjerit histeris aku langsung berlari kencang menghampirinya dan memeluk tubuhnya yang jatuh tergeletak dijalan aku rebahkan kepalanya di pangkuanku sambil menangis menatap wajahnya yang berlumuran darah akupun berkata padanya”Bangun….Bangun…..Suamiku…..maafkan keegoisanku suamiku aku telah meremehkan cintamu aku menyesal aku sadar bahwa cinta tak selamanya harus berwujud bunga maafkan aku suamiku…..”dia pun tersenyum padaku sambil berkata”Sudahlah jangan menagis istriku mungkin inilah jalan terbaik baik kita dan maafkan aku istriku aku bukanlah orang yang sempurna dimatamu”aku yang mendengar kata terakhirnya seolah menyayat hatiku.aku pun terus menjerit histeris menatap wajahnya akupun tak sadar saat itu seluruh orang mengerumuni ku seolah semua orang menyalahkan aku atas kebodohanku.tiga puluh tahun telah berlalu semenjak kematian suamiku tapi ku merasa suamiku berada di sampingku menemaniku saat aku membutuhkan bahunya untuk merasakan persaaan hangat di bahunya dan meminjamkan tangannya untuk memotong kuku kotorku dan memijat lengan dan kaki tuaku,dan aku pun merasakan dia tetap menceritakan cerita lucu di setiap hari.setelah tiga puluh tahun saya tahu,tidak ada orang yang pernah mencintai saya lebih dari dia mencintai saya.itulah cinta di saat kita merasa cinta itu telah berangsur-angsur hilang dari perasaan kita karena kita merasa dia tidak dapat memberikan cinta dalam wujud yang kita inginkan,maka cinta itu sesungguhnya telah hadir dalam wujud lain yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya.seringkali yang kita butuhkan adalah memahamiwujud cinta dari pasangan kita,dan bukan mengharapkan wujud tertentu.Karena cita tidak selalu harus berwujud bunga.


"TERIMA KASIH TELAH MEMBACA"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar